Kursus Patologi PPDS Organ Saraf & Kulit (kelas B) sebagai kelanjutan dari Kursus Patologi Kolegium Indonesia telah diselenggarakan pada Jumat – Sabtu, 19-20 & 26-27 November 2021.
Kegiatan Ilmiah
Departemen Patologi Anatomi FK-KMK UGM bersama dengan Kobe University Graduate School of Medicine, Japan, akan menyelenggarakan International Guest Lecture berjudul “Updates in Liver Pathology”
Kuliah tamu akan dilaksanakan pada
Hari : Rabu, 24 November 2021
Waktu : Pukul 13.00-14.30 WIB
Moderator : dr. Rheza Gandi Bawono, Ph.D.
Sesi 1 :
ISGylation Functions as a Proviral Factor for Hepatitis C Virus and Hepatitis B Virus
Prof. Ikuo Shoji, MD., Ph.D.
Professor, Division of Infectious Disease Control, Center for Infectious Diseases, Kobe University Graduate School of Medicine
Kursus Patologi PPDS Organ Saraf (kelas A) Jumat, 12 November 2021.
Topik 1 Glioma
Topik 2 Meningioma and metastasis tumor
Topik 3 Sellar, Pineal region & pituitary tumor
Untuk topik terakhir bersama Dr.dr. Rita Cempaka, Sp.P.A.(K).
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) / The International Academy Of Pathology Indonesian Division (INA IAP) rutin diselenggarakan tiap tahun. Namun karena pandemi yang dimulai sejak tahun 2020, PIT tahun tersebut ditunda dan akhirnya diselenggarakan secara daring tahun ini. PIT IAPI Semarang diselenggarakan pada 26-27 Juni 2021 Pukul. 08.00 – 17.00 WIB disiarkan di laman https://www.iapi-inaiap.org . Kegiatan ini diikuti oleh dokter spesialis patologi anatomik, termasuk peserta PPDS I Patologi Anatomik FK – KMK UGM. Tema PIT 2020 adalah Pathologic diagnosis : beyond predictive and prognostic clinical value for patient care.
Definisi
- Folikulitis adalah radang pada area folikel rambut
- Disebabkan infeksi, trauma folikuler (termasuk gesekan), keringat berlebih, dan oklusi
- Peradangan pada folikulitis bisa terletak superfisial atau profunda. Folikulitis profunda dapat terjadi akibat radang kronis atau manipulasi lesi folikulitis superfisial.
- Pada kasus akibat infeksi, folikulitis biasanya bersifat superfisial. Folikulitis profunda pada kasus infeksi biasanya bersifat granulomatosa dan disebabkan jamur atau bakteri
- Kasus non-infeksi bisa bersifat superfisial (seperti pada akne vulgaris, rosasea, musinosis follikuler, folikulitis akibat steroid), profunda (akne vulgaris tipe konglobat, keloidal, atau perforatif), atau spongiotik (penyakit Fox-Fordyce, dermatitis atopik, folikulitis pruritik pada kehamilan)
Manifestasi Klinis
- Tampak sebagai papul dan pustul eritem, biasanya bersifat gatal atau nyeri
- Lebih sering pada batang tubuh, leher, dan area inguinal
- Folikulitis profunda biasanya lebih nyeri
Makroskopis
- Nodul sewarna kulit atau eritem
Mikroskopis
- Peradangan pada folikulitis bisa terletak superfisial atau profunda
- Folikulitis superfisial: infiltrat sel radang hanya ada pada infundibulum folikel
- Folikulitis profunda: infiltrat sel radang juga meluas ke dermis di sekitarnya
Terapi
- Terapi disesuaikan dengan etiologi
- Kasus folikulitis superfisial dapat ditangani dengan penggunaan sabun wajah antibakterial dan menjaga kebersihan tangan
- Folikulitis profunda akibat infeksi dapat diterapi dengan antibiotik topikal
Prognosis
- Sebagian besar kasus folikulitis superfisial bersifat swasirna dan akan sembuh tanpa terapi
- Folikulitis profunda dapat meninggalkan jaringan parut dan kebotakan permanen pada area radang
Kasus:
Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan pada kulit di atas bibir sebelah kiri. Empat hari sebelumnya, muncul jerawat pada tempat tersebut, yang dipecah oleh pasien. Pada kulit sisi atas bibir sebelah kiri, tampak nodul berwarna kemerahan, soliter, berdiameter 0,5 cm. Benjolan teraba kenyal dan bisa digerakkan.
Deskripsi makroskopis: Satu buah jaringan kulit berbentuk segitiga, berukuran 0,9 x 0,9 x 0,4 cm.
Pada permukaan kulit didapatkan nodul berukuran diameter 0,5 cm, berwarna putih kecoklatan, sedikit kemerahan, kenyal. Pada pembelahan, penampang berwarna putih kecoklatan, kenyal, semua cetak.
Ada berbagai modalitas terapi yang dapat digunakan untuk kanker, seperti pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, kemoterapi, dan imunoterapi. Salah satu bidang yang berkembang pesat adalah imunoterapi, yang meningkatkan efektivitas sistem imun tubuh pasien untuk melawan sel-sel kanker. Terapi PD-1/PD-L1 adalah salah satu contoh imunoterapi yang sukses digunakan untuk berbagai kanker. Mari kita bahas bersama apa itu terapi PD-1/PD-L1 dan kapan terapi ini bisa digunakan.
Terapi PD-1/PD-L1 tergolong dalam immune-checkpoint blocker. Ada berbagai immune-checkpoint yang dapat menghambat respon imun, seperti PD-L1 dan CTLA-4. Molekul PD-L1 pada sel tumor kemudian berinteraksi dengan reseptor PD-1 pada sel T. Molekul PD-L1 memberi sinyal pada limfosit T untuk “berhenti bekerja” sehingga limfosit mengalami anergi atau bahkan apoptosis. Dengan menghasilkan PD-L1, sel tumor bisa menghindari serangan limfosit. Terapi anti-PD-1/PD-L1 mencegah interaksi ini dengan memblokir PD-1 atau PD-L1.